Jumat, 01 April 2011

AYAT-AYAT TENTANG ALLAH



I.        PENDAHULUAN
Islam adalah Agama yang meyakini muklat ke-Esa-an Allah,kepercayaan yang menegaskan bahwa Allah lah yang menciptakan dan mengatur jagat raya ini dan kedaulatannya yang sangat menekan kan tentang transendensinya,penolakan terhadap teori inkarnasi dalam bentuk apapun juga.
Islam telah mengajarkan kita untuk Beriman dan meng-Esa-kan Tuhan,sebagaimana Ajaran-ajaran sebelum Islam yang dibawakan oleh nabi sebelum Nabi Muhammad SAW,seperti Nabi Ibrahim,Musa, Isa, yang pada dasar nya sama yaitu mengEsakan Allah.Tauhid inilah yang disebut dengan tauhid Al-Ilah.

II.        RUMUSAN MASALAH
v  Dzat Allah
v  Pembuktian Wujud Allah
v  Nama-nama dan Sifat-Sifat Allah
v  Tanda atau Bukti Kekuasaan Allah


III.        PEMBAHASAN
  1. Dzat Allah
Allah itu mutlak Dzat.Sebagaimana dibuktikan dengan Adanya ciptaan-Nya, dibenarkan oleh pengalaman beragama manusia, serta ditegaskan oleh Allah sendiri. Dzat-Nya tidak mungkin dicapai oleh manusia, sebab Dia ghoib dan berbeda dengan mahluk .Kegaiban Dzat-Nya berada dalam tingkat ghaib haqiqi yaitu samar selamanya dan tidak mungkin dicapai oleh  pengetahuan.sedangkan keghaiban selain Allah tergolong dengan taraf mungkin diketahui.[1]
Perbedaan wujud Allah dari mahluknya yaitu wujudnya bersifat wajib, mutlak, berdiri sendiri, dan seluruh sifatnya adalah abadi.serta memiliki sifat sempurna, atribut kualitatifnya berbeda dengan atribut kualitatif manusia (QS.Asy-syura’ 11)[2] .
Sedangkan wujud makhluk adalah tidak wajib, dan tidak mutlak, karena adanya mahluk adalah diadakan dan bersifat tidak abadi (Menua, membusuk, rusak, dan hancur sampai kembali ketanah lagi).

  1. Pembuktian Wujud Allah
Wujud Allah bukanlah hal yang sukar untuk diimani tetapi fitrah manusia mempunyai kecendrungan untuk membuktikan dan menyaksikan wujud Tuhannya, bahkan secara langsung.Seperti Nabi Musa sendiri pernah meminta agar Allah memperlihatkan Dzat-Nya kepada beliau.
Ketika Nabi Musa As mendapat anugrah mendengar kalam Ilahi, timbul hasrat beliau untuk memperoleh yang lebih dari itu yaitu melihat Dzat Allah.tentu NAbi Musa As sebagai salah satu Nabi teragung, ketika memohon itu menyadari bahwa beliau tidak mampu melihat Dzat Allah dengan terang-terangan sebagaimana permintaan sebagian umatnya yang menegaskan bahwa mereka akan beriman setelah menyaksikan wujud Allah  dengan mata kepala mereka .yang beliau harapkan hanyalah melihat-Nya dengan satu cara melalui potensi yang telah Allah Anugrahkan kepada beliau, beliau ingin menyaksikan keagungan Allah SWT walau bukan dengan terang-terangan atau dengan pandangan mata.
Ketika permintaan itu dikabulkan oleh-Nya, Allah Swt  melakukan hal tersebut terlebih dahulu ke gunung, yang segi jasmaniahnya jauh lebih tegar dari pada manusia, agar Nabi Musa AS yakin bahwa beliau benar-benar tidak akan  mampu dan ternyata gunung tarsebut hancur dan Nabi Musa jatuh pingsan setelah menyaksikan peristiwa tersebut.Tetapi perlu di ingat bahwa tajalli (menampakkan diri) Allah itu belum lagi mencapai puncaknya.seperti Ketika Rosulullah SAW membaca firman Allah :(فلما تجلى ربّه للجبل), beliau mendekatkan ibu jarinya ke ujung jari kelingkingnya untuk menjelaskan betapa kecil dan sedikitnya tajalli  itu (H.R. At-tirmidzi melalui Anas bin Malik). Yakni tajalli itu masih sangat sedikit dan masih terlalu banyak faktor dalam diri mahluk yang menghalangi kemampuan mereka untuk melihat Dzat Allah.Di sisi lain, perlu di ketahui bahwa dalam peristiwa di atas, Allah tajalli bukan kepada Nabi Musa As tetapi  kepada gunung, dan karena itu Nabi Musa As bukan jatuh pingsan karena tajalli tuhan,tetapi karena melihat gunung yang merupakan makhluk Ilai yang tegar itu hancur lebur saat mengalami Tajalli.Dalam arti, melihat objek tajalli (gunung) saja, beliau sudah tidak mampu, Apalagi mengalami sendiri.
Pembuktian Tuhan dapat dilakukan bukan dengan melihat wujud aslinya secara langsung, tetapi melalui pembuktian dengan metode pendekatan, diantaranya:
1.    Pendekatan iman (meniadakan akal)
2.    Pendekatan Agama
Biasanya dilakukan dengan menggunakan pendekatan Naqli (berdasarkan Nash, apa yang termaktub dalam Al-qur’an dan As-sunah).
3.    Pendekatan Rasional (penalaran Aqli)
Adanya kekuasan Allah, diantaranya penciptaan manusia dan penampakan alam semesta ini bukti adanya Tuhan.
Adanya manusia dan Alam semesta raya ini tidak terjadi secara spontan (kebetulan), akan tetapi menunjukkan adanya penciptaan yang rapi dan teratur yang didasarkan atas ilmu dan kebijaksanaan Penciptanya.Hal ini juga dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern, karena ciptaan Allah tidak bersifat Fragmentaris(terpecah-pecah), mempunyai hubungan sistematis-harmonis sejalan dengan ciptaan lainnya.Prosesnya selalu diikuti penyempurnaan dengan kadar atau ukuran.Dan Alam ini bersifat mungkin dalam wujudnya, bukan bersifat wajib dalam wujudnya,Dengan kata lain karena alam adalah hal yang dijadikan, maka pasti ada yang menjadikan.
4.    Pendekatan Pengalaman Beragama
Setiap manusia pasti mempunyai pengalaman beragama, seperti: Do’a yang dikabulkan, Mimpi yang menjadi kenyataan, mendapat jaminan dari Allah setelah bertawakal, berobat dan memohon kesembuhan.

  1. Sifat-Sifat dan Nama-Nama  Allah
Mengenai sifat-sifat Allah,Ibnu qoyyim menerangkan bahwa sifat-sifatNya  terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1.    sifat yang kembali kepada dzat Allah, seperti kata:
Dzat, Wujud (ada), Syai’un (sesuatu).
2.    Sifat yang kembali kepada sifat-sifat ma’nawi, misalnya:
Al-Alim (Maha mengetahui), Al-Qodir (Maha Kuasa), As-sami’ (Maha Mendengar).
3.    Sifat yang kembali pada pekerjaan Allah, misalnya:
Al-Kholiq (Maha Pencipta), Ar-Rozaq (MAha pemberi rizki).
4.    Semua sifat yang kembali pada persucian Mutlak, yaitu sifat yang harus dimiliki oleh Allah, misalnya:Al-quddus (Maha suci), dan As-salam (Maha damai).
5.    Sifat-sifat yang tidak banyak disebut orang, yaitu nama Allah yang menunjukkan berbagai sifat, tidak menunjukkan satu sifat tertentu.Seperti:
Al-Majid (Maha Mulia), Al-‘Adzim (Maha agung), As-shomad (Tempat untuk meminta).[3]
Adapun sebagian sifat-sifat dan nama-nama Allah tercantum dalam surat al-Hasy ayat 22-24:


“(22). Dialah Allah tidak ada tuhan selain Dia. Yang mengetahui yang ghoib dan yang nyata, Dialah yang Maha pengasih, Maha penyayang. (23).Dialah Allah tidak ada Tuhan selain Dia.Maha Raja, yang Maha suci, yang Maha sejahtera, Yang Maha keamanan, Pemelihara keselamatan, yang Maha perkasa yang Maha kuasa, yang memiliki segala keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(24).Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah.Apa yang dilangit dan dibumi bertasbih kepada-Nya.Dan Dialah yang Maha perkasa, lagi Maha bijaksana”.

Ayat diatas menjelaskan bahwasanya Allah SWT memberitahukan bahwa tidak ada Ilah yang haq disembah selain Dia karena itu, tidak ada Rabb melainkan hanya Dia semata, dan tidak ada sembahan bagi semesta alam kecuali Dia. Segala sembahan selain dari-Nya adalah bathil.dan bahwasannya Dia Maha mengetahui segala yang ghaib dan yang tampak. artinya Dia mengetahui seluruh ciptaan ini baik yang tampak oleh pandangan kita maupun yang tidak tampak.tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya baik di muka bumi ini maupun di langit, kecil maupun besar, bahkan semut kecil yang berada di kegelapan sekalipun.[4]
Dalam ayat ini Allah juga menjelaskan nama nama-Nya yang Bagus yang disebut dengan Al-asma’ul Husna .Al-Asma’ul Husna terdiri dari dua kata yaitu al-asma’ dan al-husna.Al-Asma’ adalah bentuk jama’ dari kata al-ism yang memiliki arti nama.Kata ini berakar dari kata sama- yasmu- sumuwwan  yang berarti ketinggian atau sesuatu yang berada di atas.Langit disebut sama’ karena berada di atas.sedangkan kata al-Husna adalah bentuk superlative muannas dari kata ahsan yang berarti yang terbaik.Kata ini berakar dari kata al-husnu yang berarti ungkapan yang baik dan menyenangkan.Jadi,kata Al-Asma’ul husna berarti nama-nama yang paling baik.(bukan hanya baik, tetapi terbaik dari yang baik).Adapun jumlah dari Al-asma’ul husna ada 99, seperti hadist yang terdapat dalam kitab ash-shohihainy , dari Abu Hurairoh Ra dari Rosulullah SAW.
إنّ الله تعالى تسعةً و تِسعين اِسما , ماِئةٌ إلاّ واحدا , مَن احْصاها دخل الجنّة وهو وِتْرٌ يحبُّ الوِتْرَ      
(رواه البخاري ومسلم)
“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, seratus kurang satu.Barang siapa dapat menghitungnya (menghafal dan mengamalkannya) maka dia akan masuk surga .Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil”[5]
Jadi, berdasar penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa: a). tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah, Tuhan yang Maha Esa dan Maha Tahu akan segala yang tampak dan yang tidak(ghaib). b). Allah mempunyai nama-nama yang agung (al Asmaul Husna). c). Segala makhluk Allah yang ada dilangit dan di bumi bertasbih kepadanya. d). Disebutkan beberapa al Asmaul Husna, yaitu: ar Rohman, ar Rohim, al Malik, al Qudus, as Salam, al Mukmin, al Muhaimin, al Aziz, al Jabar, al Mutakabbir, al Khalik, al Bari’, al Mushawwir dan al Hakim.[6]

D.Tanda atau Bukti Kekuasaan Allah
Alllah Swt sebagai Tuhan semesta alam pasti mempunyai Tanda-tanda atau Bukti-bukti tentang kekuasaan-Nya.
Adapun tanda-tanda atau Bukti-bukti tersebut Allah SWT sendiri sudah menjelaskan dalam Alqur’an surat Ar-rum ayat 20-25.


“Dan di antara bukti bukti-Nya adalah Dia telah menciptakan kamu dari tanah, kemudian kamu bertebaran”[7]

Diantara bukti-bukti kekuasaan-Nya adalah Allah telah menciptakan asal-asul kejadian kita dari tanah yang kita ketahui sendiri, bahwa tanah tidak mempunyai unsur-unsur kehidupan.Kemudian tiba-tiba tanpa campur tangan tangan kita dan tanpa diduga oleh siapapun kita menjadi manusia-manusia yang berkembang biak dan bertebaran dipermukaan bumi ini,bahkan ada manusia yang telah sampai kebulan dan banyak yang membayangkan dapat hidup bertebaran di planet-planet lainnya.


“Dan diantara tanda-tanda-Nya adalah Dia menciptakanuntuk kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, supaya kamu tenang padanya, dan dijadikan –Nya diantara kamu mawaddah dan rahmat.Sesungguhnya pada yang demikian benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir”
   Dan juga diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kita secara khusus pasangan-pasangan hidup suami atau istri dari jenis kita sendiri, supaya kita tenang dan tentram serta cenderung kepadanya yakni kepada masing-masing pasangan itu, dan dijadikan-Nya diantara kita mawaddah dan rahmat sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kita yang berfikir tentang kuasa dan nikmat Allah.

Dan diantara Tanda-Tanda-Nya adalah penciptaan langit dan bumi serta perbedaan lidah dan warna kulit kamu.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang alim.
   
 Dan juga diantara tanda-tanda kekuasaan dan keesaan-Nya adalah penciptaan langit yang bertingkat-tingkat dan bumi, Semua dengan sistemnya yang sangat teliti, rapi dan serasi.Serta kita juga dapat mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah melalui pengamatan terhadap perbedaan lidah kita, seperti perbedaan bahasa, dialek, dan intonasi, Dan juga perbedaan warna kulit, ada yang hitam, coklat, kuning, sawo matang dan tanpa warna(putih), padahal kita semua bersumber dari asal-usul yang sama.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang orang yang Alim yakni yang dalam pengetahuannya.[8]
Seluruh penduduk bumi bahkan penduduk dunia sejak diciptakannya Adam hingga hari kiamat,semuanya memiliki dua mata,dua alis,hidung,dua buah pelipis,satu mulut dan dua pipi serta satu dengan yang lainnya tidak memiliki kesamaan,bahkan dibedakan dengan jalannya,sikapnya atau pembicaraannya,baik nyata maupun tersembunyi yang hanya dapat terlihat melalui  perenungan.Dan setiap wajah diantara mereka memiliki bentuk dan susunan pada dirinya sendiri yang tidak sama dengan yang lainnya.[9]


“Dan di antara tanda-tanda-Nyaadalah tidur kamu di waktu malam dan siangdan usaha kamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kamu yang mendengarkan”
   Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang berkaitan dengan siang dan malam, adalah tidur kita di waktu siang dan malam tanpa mampu melawan,bila gejala ngantuk mengunjungi kita, serta tidak pula dapat mengundangnya walau kita sangat menginginkan tidur (atas kehendak Tuhan).Dan di antara tanda tanda-Nya yang lain adalah usaha kita baik malam maupun siang mencari rizki .Sesungguhnya semua ini bisa menjadi bukti atas kekuasaan Tuhan.


“Dan di antara tanda- tanda-Nya , Dia memperlihatkan kepada kamu kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air dari langit lalu menghidupakan bumi dengannya sesudah matinya.Sesungguhnyan pada yang demikian terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berakal”

   Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, adalah Dia memperlihatkan kepada kita dari waktu ke waktu, kilat yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat dari langit untuk menimbulkan ketakutan dalam benak kita apalagi para pelaut , jangan sampai ia menyambar dan juga untuk menimbulkan harapan bagi turunya hujan , lebih-lebih bagi yang berada di darat, dan Dia menurunkan air hujan dari langit yakni awan, lalu menghidupkan bumi sehingga tanah menjadi subur, yakni dengan air itu sesudah matinya yakni sesudah kegersangan dan ketandusan tanah di bumi itu.Sesungguhnya pada yang demikian hebat dan menabjubkan itu, adalah tanda-tanda kekuasaan Allah antara lain: menghidupkan kembali yang telah mati.Tanda tanda itu sangat jelas dan bermanfaat bagi kita untuk memikirkan kekuasaan Allah.


“Dan da antara tanda tandan-Nya adalah berdirinya langit dan bumi dengan perintah-Nya.Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar.”

Dan tanda tanda yang lainnya adalah berdirinya dengan tegak dan berjalannya dengan sempurna system kerja langit dan bumi sehingga keduanya tidak bertabrakan dan hancur,Itu semua terlaksana dengan perintah-Nya,yakni berdasarkan qodrat dan kehendak Allah yang telah di tetapkan oleh-Nya sendiri.
   Itulah sebagian tanda tanda kekuasaan allah yang menunjukkan pula kuasa-Nya membangkitkan manusia dari kubur.Semua tanda tanda itu bisa kita lihat dan pahami, kemudian setelah berlalu sekian lama dari umur alam raya ini, hari kebangkitan itu akan tiba.Ketika itu ketika Dia memanggil kamu, sekali panggil saja dari bumitempat kamu dikubur, maka seketika itu juga tanpa tertunda sedikit pun, kamu semua keluar dari kubursambil menundukkan pandangan-pandangan bagaikan belalang yang beterbangan.
   Disamping ayat-ayat diatas, Allah juga menjelaskan tentang tanda-tanda atau bukti-bukti kekuasaan-Nya dalam surat fussilat ayat 9-12.

 
(9). katakanlah,”sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itulah Tuhan semesta Alam”.
(10).Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya.Dia memberkahinya  dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makana (penghuni) nya dalam empat masa.(penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
(11). Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap.Lalu Dia berkata kepada nya dan kepada bumi.
“Datanglah kamu kedua menurut perintah-ku dengan suka hati”.
(12). Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya.Demikianlah ketentuan yang Maha perkasa lagi Maha Mengetahui. 

   Setelah Allah menyuruh Rosulullah untuk memperingatkan orang-orang musyrik bahwa sesungguhnya apa yang telah beliau terima (wahyu) bahwasannya Allah itu Esa tapi mereka tetap kafir dengan menjadika tandingan dan sekutu bagi Allah, yaitu dari jenis jin, patung, dan berhala.
Kemudian Allah SWT menegaskan keingkaran mereka dan menjelaskan bahwa perbuatan mereka adalah sesat.Karena sesungguhnya Allah telah menciptakan bumi dan langit dengan gunung-gunung  yang kokoh dan menjulang tinggi,dengan penuh berkah karena banyaknya kekayaan yang bermanfaat di dalamnya atas kemurahan dan kekuasaan Allah.Dan Allah telah menentukan kadar bahan-bahan makanan bagi penduduk sesuai dengan keadaan masing-masing daerah, berupa makanan, pakaian, dan  tumbuh-tumbuhan agar semua manusia saling melengkapi, sehingga kebutuhan manusia terpenuhi.
   Sesungguhnya  penciptaan bumi dan dijadikan gunung-gunung padanya dalam 2 tahapan, sedang dijadikan kekayaan-kekayaan bumi yang banyak dan ditentukannya kadar bahan makanan di sana adalah dalam 2 tahapan kemudian Allah menyempurnakan penciptaan tujuh langit dengan penciptaan tanpa contoh sebelumnya,dan dalam penciptaan itu dalam 2 tahapan pula.jadi, penciptaan langit dan bumi semuanya dalam 6 tahapan.
   Dan Allah memelihara benda-benda itu sehingga tidak goncang dan saling benbenturan satu sama lain dan Allah mengatur jalanya pada 1 aturan selagi aturan ini berlaku sampai dengan datangnya hari yang dijanjikan.maka, kepada waktu itulah aturan dari benda-benda itu berantakan.
Sesungguhnya apa yang telah diterangkan terdahulu merupakan ketentuan dari Allah Yang Maha Perkasa, yang mengalahkan segala sesuatu, menundukkan dan memaksanya, lagi MAha mengetahui tentang gerakan-gerakan seluruh Makhluk maupun yang tidak nampak dari mereka.[10]


IV.        ANALISIS KETARBIYAHAN
   Dapat di pahami bahwadari kandungan surat al-Hasyr dan ar-Ruum tersebut memiliki hubungan erat tentang pendidikan islam, di antaranya:
  1. Dilihat dari segi kedudukannya, keimanan kepada Allah dengan segala uraian yang berkaitan dengannya selain menjadi materi utama pendidikan islam juga dapat menjadi dasar lagi perumusan tujuan pendidikan, dasar penyusunan kurikulum, dan aspek aspek pendidikan lainnya.Dikalangan para ahli pendidikan disepakati bahwa mata pelajaran tentang keimanan termasuk mata pelajaran pokok dalam pendidikan islam selanjutnya tujuan pendidikan dalam islam juga harus berkaitan dengan keimanan dan kataqwaan kepada allah SWT.para ahli pendidikan sepakat bahwa tujuan pendidikan  islam adalah menciptakan pribadi-pribadi yang taat beribadah.
  2. Dilihat dari segi fungsinya, keimanan kepada Allah berfungsi sebagai upaya meningkatkan di bidang pengembangan ilmu pengetahuan.[11]
   Adapun pada surat Fussilat diatas mempunyai kandungan dan hubungan dengan pendidikan islam yaitu ketertiban hokum.di dalam jagat raya ini dengan segala yang ada di dalamnya meliputi langit, bumi, gunung, tumbuhan, binatang, dll terikat pada hokum tuhan dan semuanya itu patuh dan tunduk pada dalam pergerakanya mengikuti hokum tuhan. Dari ayat ini terlihat bahwa di balik ajaran tentang kedisiplinan nya berbagai ciptaan tuhan tersebut, tapi yang terpenting adalah memperhatikan ketertiban dan kepatuhan alam tersebut harus di arahkan kepada kekaguman  terhadap Tuhan yang menciptakannya .
Ketaatan dalam menjalani kehidupan sesuai dengan aturan Tuhan terlihat memberatkan, tetapi sesungguhnya di balik ketaatan tersebut sebenarnya manfaatnya untuk manusia sendiri.dengan tetap menjaga kedisiplinan akan tercipta ketertiban dan kelancaran dalam segala urusan.[12]

V.        KESIMPULAN
Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam, Tuhan yang berhak disembah, Tuhan yang maha Esa dan Maha Tahu akan segala perkara yang tampak maupun yang tidak tampak (ghaib) yang ada di jagad raya ini. Allah SWT juga memiliki sifat-sifat dan nama-nama yang agung yang dikenal dengan sebutan al Asmaul Husna. Dan Allah SWT juga memilikimtanda-tanda atau bukti-bukti akan keberadaan dzatNya diantaranya adalah adanya langit, bumi, manusia, tumbuhan dan lain sebagainya sebagai wujud kekuasaanNya dengan tujuan supaya kita selalu beriman dan bertaqwa kepadaNya.
VI.        PENUTUP
Demikianlah makalah ini dibuat, kritik dan saran yang membangun senantiasa diharapkan demi kesempurnaan makalah-makalah yang selanjutnya. Apabila dalam makalih ini ada kebenaran semuanya itu adalah datangnya dari Allah SWT semata dan apabila ada kesalahan itu merupakan ketidaksempurnaan dari pemakalah. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Amien…









DAFTAR PUSTAKA


Al Maraghi, Ahmad Musthofa, Terjemah Tafsir Al Maraghi, Semarang: Thoha Putra, 1992. Jld. XXIV.
Al-qahthani, Said Ibn Ali Ibn Wahf, Asma’ul Husna Berdisasarkan Al-qur’an dan As-sunnah, Semarang: Pustaka Nuun, 2009.
Alu Syaikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2008. jld.IX
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Lantera Abadi, 2010. Jld.X
Nata, Abudin, Haji, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al Misbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002. jld.XI
Syukur, Moch. Amin, Pengantar Studi Islam, Semarang: Lembkota, 2006.



[1] M. Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang: Lembkota Semarang, 2006), hlm.42
[2] Ibid., hlm.44
[3] Said Ibn Ali Ibn Wahf Al-qhohthani, Asma’ul Husna Berdasarkan Al-qur’an dan as-sunnah, (Semarang: Pustaka Nuun, 2009), hlm.3
[4] Abdullah bin Muhammad bin Abdurrohman Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2008). hlm. 378. jld. IX.
[5] Ibid. hlm.380
[6] Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Tafsirnya, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010). Hlm. 82, jilid X.
[7][7] M. Qurash shihab, Tafsir Al-mishbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 32. jld.XI
[8] Ibid. hlm 37.
[9] Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman Alu Syaikh, Op.cit, hlm.169.
[10] Ahmad Musthafa al Maraghi, Terjemah Tafsir al Maraghi, (Semarang: Thoha Putra, 1992). hlm. 204-209. jld. XXIV
[11] Dr.H.Abuddin Nata,MA, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 74-75
[12] Ibid, hlm. 249-250